Program riset bersama Rainbowfishes

Program riset bersama Rainbowfishes

Ekspedisi ilmiah Rainbowfishes ke Papua Barat mulai digelar pada 2007, kemudian berlanjut secara tahunan hingga 2010. Kegiatan tersebut berlangsung dibawah bendera kerjasama riset antara APSOR, Litbang KP/Balai Budidaya Ikan Hias Depok dan IRD France. Tujuan ekspedisi tersebut untuk mendomestikasi spesies-spesies ikan pelangi Papua untuk tujuan riset akuakultur dan konservasi. Selain itu, spesimen lainnya digunakan untuk studi biologi evolutif, sistematika/taksonomi dan konservasi genetik. Pada 2010, trio institusi kembali menggelar ekspedisi multi disiplin (Lengguru-Kaimana) yang melibatkan 50-an peneliti dari lusinan institusi baik dalam maupun luar negeri (laporan parasial tim Iktiologi, link).

Ikan pelangi, rainbowfishes, tersebar di kepulauan Austro-New Guinea, terdiri dari 7 genera, 83 spesies. Saat ini, Papua Indonesia tengah menjadi rumah dari 66% dari total spesies yang ada. Studi diversitasnya masih minim data, di sisi lain, jenis baru terus ditemukan. Sejak dekade 1950-an, lebih dari 80% spesiesnya dapat dikategorikan sebagai ikan hias favorit. Tujuan riset bersama kami, mengkarakterisasi diversitasnya melalui studi komprehensif “biologi evolutif, sistematika, domestikasi dan konservasi”. Sedangkan prinsip kerja patnersip kami adalah transfer ilmu pengetahuan mulai dari lapangan, laboratorium hingga publikasi bersama. Sejak 2007, kami berupaya mendomestikasi seluruh spesiesnya untuk tujuan perikanan budidaya yang berkelanjutan. Metodologi penelitian kami berbasis molekuler, morfologi dan mengadopsi sistem resirkulasi tertutup untuk domestikasi. Hingga tahun ini, kami telah menemukan 6 spesies baru untuk ilmu pengetahuan (Melanotaenia fasinensis, M. salawati, M. arguni, M. urisa, M. veoliae dan M. wanoma, Kadarusman et.al., 2010; 2011; 2012.- Cybium Int. J. Ichthyo). Data DNA barcoding, Cox-1, 650 bp (350 barcode; 53 spesies), menunjukkan setidaknya ada 15 diversitas kriptik dengan level endemisme yang sangat tinggi. Setelah mengkorporasi data tektonik dan molekuler, di luar dugaan bahwa spesiasi grup taksa ikan pelangi ternyata bermula dari daerah karst di Kepala Burung Papua (Kadarusman et. al., 2012.- J. PloS ONE). Sebagai kontribusi untuk sains aplikatif dan pengembangan kultivasi, kami telah sukses mendomestikasi 26 populasi. Dalam kurun waktu 6 tahun, spesimen hasil koleksi kami menjadi bahan penelitian multi strata: S3 (2 orang), S2 (3) dan S1 (9). Terakhir, kami telah menghasilkan 16 artikel ilmiah nasional dan internasional.

File factsheet dapat diunduh pada tautan berikut, link.