Delegasi Indonesia pada International Rainbowfishes Convention, Belgium 2014

17/06/2014 00:38

Semuanya berawal dari Papua pada awal 2013, saat Dr. Kadarusman, dosen-peneliti AP. Sorong, menerima undangan dari IRG (international Rainbowfishes Group) untuk menjadi keynote speaker. IRG (akronim lain: Internationale Gesellschaft für Regenbogenfische) adalah asosiasi nirlaba yang mendedikasikan aktivitasnya untuk mempertahankan kelangsungan ikan rainbow melalui kegiatan budidaya. Mendengar adanya kegiatan tersebut, sontak, Dr. Suseno Sukoyono, Kepala BPSDMKP memberikan penguatan melalui pembentukan delegasi Indonesia pada kongres tersebut yang terdiri dari Direktur AP. Sorong, Silvester Simau, M.Si, dan Kepala bagian perencanaan Pusdik KP, Dr. Moch. Nur Hudah. 

 

Hari pertama, 

Sesi pagi, diisi dengan acara ‘auction’. Masing-masing peserta kongres membawa ikan rainbow, alat dan bahan akuarium untuk diperjual belikan dengan harga yang sangat terjangkau, tak lebih dari sistem barter. Jual beli ikan rainbow antar mereka sangat unik, dimana ikan hanya dapat diberikan kepada anggota asosiasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kemurnian setiap populasi. Pada konteks ini, mereka tidak mengenal hibridisasi, yang dapat mengancam kualitas genetik dan performa fenotipik ikan.

 

Sesi siang, pembukaan acara kongres IRG 2014 di Bochol-Reppel, Belgium. Tiga jam sebelum acara dimulai, ketua steering committee, Gilbert Maebe mengusulkan agar acara dibuka oleh salah satu perwakilan delegasi Indonesia. Tepat pada pukul 13.00, acara dimulai dengan sepatah kata dari President IRG, Harro Hieronimus. Kemudian acara berlanjut pada sambutan delegasi Indonesia yang diwakili oleh Dr. Moch. Nur Hudah, inti sambutan delagasi RI adalah mengapresiasi kegiatan asosiasi IRG yang telah mengembangkan dan menyelamatkan ikan pelangi Papua Indonesia bersama dengan ikan pelangi lainnya yang berasal dari Papua New Guinea dan Australia, mengingat dua spesies ikan rainbow Papua Indonesia (Melanotaenia japenensis dan Chilaterina sentaniensis) telah dilaporkan punah dari habitatnya di alam, namun masih dipelihara oleh beberapa anggota IRG. Berselang beberapa menit kemudian, Dr. Nur Hudah kemudian membuka acara kongres tersebut dengan ketukan palu, sontak diikuti dengan tepukan aplaudi dari ratusan delegasi.

 

Pada momen yang sama, dilakukan penyerahan cinderamata institusional, yang diserahkan oleh Direktur AP. Sorong kepada president IRG. Tukar cinderamata kedua diserahkan oleh Dr. Kadarusman kepada Gilbert Maebe, ketua panitia sekaligus ketua IRG Belgium.

 

 

Pada pukul 13.30, acara pemaparan materi dimulai. Pemateri dari Indonesia didaulat untuk menjadi penyaji pertama, Dr. Kadarusman mempresentasikan “ Rainbowfishes from Lengguru, West Papua”. Lengguru adalah formasi masif karstik di Kaimana, dengan luas 3 kali pulau Bali, yang memiliki keanekaragaman ikan pelangi, namun tidak dieksplorasi. Program riset Lengguru adalah International joint research program trilateral antara AP. Sorong, LIPI dan IRD France. 

Hanya setahun kerja sains di Lengguru, Dr. Kadarusman dan tim telah menemukan 4 spesies baru ikan rainbow, dan menominasikan pada peer international journal bahwa radiasi ikan pelangi “ genera Melanotaenia” berawal dari Lengguru Papua Indonesia, bukan dari Australia. Nominasi teori radiasi taksa tersebut mencuat setelah melalui pembuktian melecular clock, pasca ditemukannya Melanotaenia mairasi dari danau Kuweri/Furnusu. Danau Kuweri adalah kawah purba yang terbentuk sekitar 9 juta tahun lalu. Pada bagian lain, Dr. Kadarusman menjelaskan semua karakterisasi ikan pelangi dari Lengguru, yang meliputi pola warna, habitat, dan ancaman keberlangsungannya.

 

Pemateri selanjutnya, diisi oleh delegasi Belanda, Dr. Gerald Bassleer, yang menyajikan paradigma baru penanganan penyakit ikan hias. Kemudian, pemateri ketiga dari delegasi Jerman, Franz-Peter Müllenholz yang memaparkan pengalamannya selama 3 bulan non-stop ekspedisi rainbowfish ke benua Australia.

 

Hari Kedua, 

Sesi pagi, diisi dengan pengumuman lomba foto atraktif “Rainbowfishes”, lomba tersebut diikuti oleh sekitar 200 anggota IRG, dan telah menyeleksi sekitar 600 foto-foto terbaik dan terkini. Syarat menang adalah orisinalitas foto dan keunikan gambar ikan dalam akuarium. Pemenang utama dari lomba spektakuler tersebut diraih oleh Franz Scheifinger, delegasi Austria. Franz tak dapat menyembunyikan kegembiraannya saat ia mendapatkan tropi sekaligus maskot IRG “Pseudomugil getrudae”.

 

Pada sesi siang, diisi oleh kedua presenter. Johannes Graft, delegasi Jerman, Johannes memaparkan pengalamannya yang heroik saat mengunjungi Papua mencari rainbow di daerah Nabire, ia hanya mengandalkan mobil kijang angkot yang reok. Mobil inilah yang dipakai untuk melintasi jalanan berbatu dari Nabire ke kampung Siriwo, kampung Siriwo adalah daerah terpencil di Papua dimana hidup rainbow Chilatherina alleni.

 

 

Penyaji selanjutnya, dibawakan oleh Gilbert Maebe, delegasi Belgia. Gilbert menampilan hampir 600 foto terbaiknya (ikan dan habitatnya), dimana setiap slide-nya diiringi dengan musik simponia.  Gilbert mencoba menghibridisasi suasana melalui penampilan kemasyuran pola warna rainbow dengan musik, yang sesekali menciptakan suasana melankolis.

 

Partisipasi delegasi RI pada kongres IRG di Belgium tahun ini adalah ufuk dari segala bentuk pencapaian institusional dan patners dalam bidang penelitian dan pengembangan ikan rainbow sebagai salah satu ikan populer.

 

—————

Back